Jumat, 26 Juli 2013

Keutamaan Sholat Tarawih

30 Keutamaan Sholat Tarawih.


Sayyidina Ali Bin Thalib r.a. meriwayatkan sebuah hadist Rosullullah sebagai jawaban dari pertanyaan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW tentang kelebihan Sholat Tarawih pada bulan Romadhon. Berikut adalah keutamaan Sholat Tarawih:
  1. Orang mukmin (yang beriman) keluar dari (diampuni) dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya. 
  2. Pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin. 
  3. Pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, meneruskan sholatnya pada malam-malam yang lain, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.” 
  4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
  5. Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha. 
  6. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala para Malaikat dan orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas serta tanah kepada setiap orang yang sholat dimalam tarawih ini. 
  7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Hamman. 
  8. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim as.
  9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana mutu ibadatnya Nabi Muhammad SAW. 
  10. Pada malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat. 
  11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya. 
  12. Pada malam kedua belas, ia datang (dibangkitkan) pada hari kiamat dengan wajahnya (bercahaya) bagaikan bulan di malam purnama. 
  13. Pada malam ketiga belas, ia datang (dibangkitkan) pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala kejahatan serta keburukan. 
  14. Pada malam keempat belas, para malaikat akan datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat. 
  15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi. 
  16. Pada malam keenam belas, Allah menuliskan/menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga. 
  17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya Allah telah ridho kepadamu dan kepada ibu bapakmu (baik yang masih hidup, maupun yang telah wafat).” 
  19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus. 
  20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi/mengkaruniakan pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh). 
  21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung/mahligai dari (Nur) cahaya. 
  22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan (duka-cita) dan kesusahan serta kerisauan (di Padang Mashyar). 
  23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga yang terbuat dari (Nur) cahaya. 
  24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang (mustajab) dikabulkan (diutamakan dikerjakan ketika sujud). 
  25. Pada malam kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab (siksa) kubur. 
  26. Pada malam kedua puluh enam, Allah mengangkat/mengkaruniakan pahalanya selama empat puluh tahun ibadah. 
  27. Pada malam kedua puluh tujuh, Allah akan memudahkan ia melewati shirath (Shirothol-Mustaqim) pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar. 
  28. Pada malam kedua puluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat di akhirat (dalam surga). 
  29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya/mengkaruniai pahala seribu haji yang (mabrur) diterima. 
  30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : “Wahai hamba-Ku, makanlah buah-buahan (surga) yang engkau inginkan, mandilah dari air sungai Salsabila dan minumlah dari telaga Al-Kautsar yang dikaruniakan kepada Nabi Muhammad SAW. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.” Akhirnya, semoga amal ibadah kita diterima dan kita mendapatkan pangkat dan derajat dari Allah sebagai seorang yang bertaqwa.

Shalat ini dinamakan tarawih yang artinya istirahat karena orang yang melakukan shalat tarawih beristirahat setelah melaksanakan shalat empat raka’at. Shalat tarawih termasuk qiyamul lail atau shalat malam. Akan tetapi shalat tarawih ini dikhususkan di bulan Ramadhan. Jadi, shalat tarawih ini adalah shalat malam yang dilakukan di bulan Ramadhan.

Adapun shalat tarawih tidak disyariatkan untuk tidur terlebih dahulu dan shalat tarawih hanya khusus dikerjakan di bulan Ramadhan. Sedangkan shalat tahajjud menurut mayoritas pakar fiqih adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah bangun tidur dan dilakukan di malam mana saja.

Para ulama sepakat bahwa shalat tarawih hukumnya adalah sunnah (dianjurkan). Bahkan menurut ulama Hanafiyah, Hanabilah, dan Malikiyyah, hukum shalat tarawih adalah sunnah mu’akkad (sangat dianjurkan). Shalat ini dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan. Shalat tarawih merupakan salah satu syi’ar Islam.



Mari kita jalankan sholat Tarawih di Bulan Suci Ramadhan ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.





Akhir Hayat Wanita Sholehah

Seberkas Cahaya Putih di Depan Mata Sigit, Menggantikan Kabut Hitam. Kedatangan Cahaya Putih yang Telah Menggantikan Kabut Hitam itu Lantaran Mbah Putri itu Meninggal dalam Keadaan Baik Usai Shalat Maghrib.

Cerita ini di ambil dari Majalah Hidayah Juni 2008.

Meninggal Khusnul Hotimah
Empat tahun yang lalu. Malam serasa pelan. Senja pun sudah berganti gelap sejak adzan maghrib bergema. Lampu-lampu pun dinyalakan, termasuk lampu di rumah Sigit yang terletak diperumahan Ciomas, Bogor. Tapi rintik yang turun sejak siang hari itu, telah mengubah suasana perumahan seakan menjadi lengang.

Tidak ada anak-anak yang bermain. Tidak ada lalu-lalang orang, kecuali satu dua orang yang pulang dari tempat kerja. Selebihnya, warga memilih tinggal dirumah. Sementara mendung di cakrawala serupa alumunium. Putih keperakan dan hujan masih turun, meninggalkan sisa embun di kaca.

Hari itu sebenarnya Sigit berencana pulang kampung ke Banjarnegara bersama istri dan anak-anaknya. Tetapi karena anak bungsunya tiba-tiba di serang demam, akhirnya ia mengurungkan niat. Hujan masih turun. Seiring dengan butir-butir hujan yang turun dari langit, Sigit merasa digelayuti perasaan yang tidak enak. Sekalipun ia sudah mengabarkan pembatalan pulang ke kampung, tetap saja ada sebongkah perasaan aneh yang mengganjal di hati.

Waktu maghrib berlalu. Setelah keluarga kecil itu usai menunaikan ibadah sholat maghrib, Sigit dan istrinya duduk diruang tengah melepas lelah. Sesekali ia melihat anaknya yang dibalut selimut tebal. Saat memasuki waktu isya' tiba-tiba telpon diruang tengah berdering. Istri Sigit yang kebetulan duduk dekat meja telpon, mengangkat gagang telepon. Dari tempat duduknya, Sigit menatap wajah istri menjawab salam. Tapi Sigit tiba-tiba dikejutkan dengan raut muka istrinya yang berubah seraya dari bibir istrinya terucap, "Innalillahi wa inna Lillahi roji'un".

 Sigit tersentak kaget dan dadanya bergemuruh. "Siapa yang meninggal, Bu? tanya sigit dengan penasaran.
"Mbah putri sudah tiada Mas". Jawab sang istri dengan lembut.

Seketika itu, mata sigit diselimuti kelam mala. Kabut yang serupa bayangan hitam menutupi tatapan matanya menerawang ke masa lalu yang pernah ia lewati, saat ia mengunjungi rumah sang nenek. Tetapi kini neneknya telah tiada. Maka air mata Sigit menitik membasahi pipi dan wajahnya. Wajah nenek Sigit membayang jelas, menari-nari di pelupuk matanya. Ia pun terjerat kenangan masa silam, ketika masih kecil dan dekat dengan Mbah putri.

Tapi kabut hitam di sudut matanya itu mendadak sirna, tatkala sang istri menimpali "Mas, Mbah putri meninggal seusai sholat maghrib, masih menggunakan mukena dan meniggal di atas sajadahnya...".
Seberkas cahaya putih berpendar di depan mata Sigit, menggantikan kabut hitam. Kedatangan cahaya putih yang telah menggantikan kabut hitam itu lantaran Mbah Putri meninggal dalam keadaan baik usai sholat maghrib.

Meski sedih, tapi di hati Sigit merasa lega. "Bukankan segenap uamt islam di seluruh dunia mengimpikan meninggal dalam keadaan baik, ketika menjalankan ibadah kepada Allah?" Ya, itulah impian setiap umat muslim ingin Hidup Bahagia dan Meninggal Khusnul Hotimah.

Semoga kita semua selalui terlindungan dalam kebaikan sampai akhir hayat. Amin...



Kamis, 18 April 2013

Koleksi Musik Islam untuk Anak-Anak

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates